Hidup sering kali datang dengan gelombang tak terduga, menguji keberanian dan ketangguhan kita.
Dalam perjalanan hidup saya sebagai seorang wanita single parent bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah kenyataan yang harus saya hadapi dengan keberanian.
Tidak ada manual yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup dengan peran ganda—sebagai ibu sekaligus ayah—namun pengalaman ini membentuk saya menjadi wanita yang lebih kuat dan tangguh dari hari ke hari.
Sejak awal perjalanan ini, banyak ketakutan yang menghantui: Bisakah saya memberikan kehidupan yang layak untuk anak saya? Apakah saya cukup kuat untuk menjadi pilar bagi keluarga kecil kami? Bagaimana menghadapi dunia yang sering kali memandang sebelah mata seorang single parent? Berbagai pertanyaan itu slalu muncul._
Namun, di balik semua keraguan itu, ada suara kecil dalam hati saya yang berbisik, Kamu pasti bisa! Hidup tidak menempatkanmu di tempat ini tanpa alasan.
Pelajaran dari Kesulitan:
Menjadi single parent berarti menghadapi segala sesuatu sendirian—dari masalah keuangan, kesehatan, hingga kebutuhan emosional anak. Saat anak saya sakit dan harus dirawat, saya belajar bagaimana tetap kuat meskipun hati saya penuh kekhawatiran. Saya menjadi seorang perawat, penghibur, sekaligus penyemangat bagi buah hati saya, bahkan ketika tubuh saya sendiri merasa lelah.
Namun, di balik kesulitan itu, ada pelajaran berharga. Saya belajar untuk tidak menyerah. Setiap tantangan yang saya lalui, setiap air mata yang saya jatuhkan, menjadikan saya pribadi yang lebih tangguh. Saya menyadari bahwa kekuatan tidak datang dari tubuh yang tak lelah, tetapi dari hati yang tidak menyerah.
Membangun Keberanian Diri :
Dunia kerja adalah arena lain di mana keberanian saya diuji. Sebagai seorang single parent, saya tahu bahwa saya tidak punya pilihan selain bekerja keras.
Namun, pekerjaan bukan hanya tentang mencari nafkah; itu adalah cara saya membuktikan pada diri sendiri bahwa saya mampu.
Ada banyak malam ketika saya harus begadang menyelesaikan tugas kantor setelah seharian mengurus anak.
Ada saat-saat ketika saya merasa tidak cukup baik, tetapi saya terus melangkah.
Setiap langkah kecil menuju pencapaian adalah bukti bahwa saya bisa mengatasi keterbatasan saya.
Mengatasi Rasa Sepi :
Salah satu tantangan terbesar menjadi single parent adalah kesepian.
Ada saat-saat ketika saya merasa seperti berdiri sendirian di tengah badai. Namun, dalam kesendirian itu, saya menemukan kekuatan yang selama ini tersembunyi.
Saya mulai memandang kesepian sebagai ruang untuk merenung dan mengenal diri sendiri lebih dalam.
Saya belajar untuk mencintai diri sendiri, menerima segala kekurangan, dan merayakan setiap kelebihan.
Dari sini, saya menemukan bahwa self-love bukanlah bentuk egoisme, melainkan fondasi bagi ketangguhan.
Mencari Dukungan dan Memperkuat Jaringan :
Meskipun saya berusaha menjadi pribadi yang mandiri, saya juga belajar bahwa tidak ada yang bisa dilakukan sendirian.
Saya mulai mencari dukungan dari teman, keluarga, dan komunitas. Salah satu momen penting dalam perjalanan saya adalah bergaul dengan teman-teman wanita tangguh yang saya temui dan sangat mendukung.
Melalui mereka, saya belajar bahwa berbagi cerita bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian.
Mendengar kisah-kisah orang lain yang serupa membuat saya merasa tidak sendirian. Lebih dari itu, saya terinspirasi untuk menjadi teladan bagi orang lain, membuktikan bahwa wanita single parent bisa menjadi sosok yang sukses, mandiri, dan penuh kasih.
Menghargai Setiap Langkah Kecil:
Terkadang, kita terlalu fokus pada tujuan besar sehingga lupa untuk menghargai langkah kecil yang telah kita capai. Sebagai single parent, setiap momen kecil bersama anak saya adalah pencapaian besar.
Saat dia tersenyum, saat dia memeluk saya dan berkata, Mama hebat, semua lelah saya terbayar lunas.